KAJIAN LINGUISTIK FORENSIK UJARAN BAU IKAN ASIN OLEH GALIH GINANJAR TERHADAP FAIRUZ A RAFIQ

Casim Casim, Dinda Mega Suci P., Pratomo Pratomo, Leti Sundawati

Abstract


Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk; 1) mengkaji ujaran Bau Ikan Asin yang diucapkan oleh Galih Ginanjar untuk Fairuz Arafiq dari segi linguistik forensik yang berkaitan dengan Undang-Undang ITE; 2) mengkaji ujaran Bau Ikan Asin dari segi semantis; 3) ujaran Bau Ikan Asin dari segi pragmatik. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode litelatur, teknik pengumpulan data berupa dokumentasi dan pengamatan. Data dari pengamatan berupa rekaman video dan hasil tangkapan layar dari sosial media. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa; 1) ujaran Bau Ikan Asin bisa termasuk dalam beberapa pelanggaran undang-undang yang ada di Indonesia, UU ITE pasal 45 ayat 1, UU Pencemaran nama baik pasal 310 dan 311 KUHP; 2) segi semantis menunjukan bahwa ujaran Bau Ikan Asin memiliki konotasi yang kurang baik; 3) segi pragmatik Bau Ikan Asin akan menjadi tidak baik jika disandingkan dengan objeknya mahluk berupa perempuan.

Kata kunci: Linguistik Forensik, Bau Ikan Asin, Undang-undang ITE.

 

Abstract

This research aims to; 1) review the salted fish smell uttered by Galih Ginanjar for Fairuz Arafiq in terms of forensic linguistics related to the ITE Law; 2) examines the utterance of Smelly Salted Fish in terms of semantics; 3) the words of the smell of salted fish in terms of pragmatics. The method used in this research is the literature method, files collection techniques such as documentation and observation. Files from observations are in the form of video recordings and screenshots from social media. The results of this study indicate that; 1) Sayings of Smelly Salted Fish may be included in several violations of existing laws in Indonesia, ITE Law article 45 paragraph 1, Law on Defamation of article 310 and 311 of the Criminal Code; 2) the semantic aspect shows that the expression of the Smell of Salted Fish has a bad connotation; 3) the pragmatic aspect of the smell of salted fish will not be good if it is juxtaposed with the object of being a woman.

Keywords: Forensic Linguistics, Smell of Salted Fish, ITE Law.


References


Aminudin. 1988. Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Malang: CV Sinar Batu OFFSET.

Chaer, Abdul. 2014. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Fawziyyah dan Santoso. 2017. Implikatur Percakapan Pada Iklan Kosmetik di Televisi: Kajian Pragmatik. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 6(3). 323-330.

Pateda, Mansoer. 2010. Semantik Leksikal/ Mansoer Pateta. Jakarta: Rineka Cipta.

Pemerintah Indonesia. 2016. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transakasi Elektronik. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Jakarta.

Republik Indonesia. 2018. Undang-undang No. 11 Tahun 2018 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Lembaran RI Tahun 2016 No. 19. Sekretariat Negara. Jakarta.

Ronald. 2019. Kasus Ikan Asin, Galih Ginanjar, Pablo & Rey Utami Dijerat Pasal Berlapis. [Online]. Tersedia: https://www.Merdeka.com/Peristiwa/Kasus-ikan-asin-galih-ginanjar-pablo-&-rey-utami-dijerat-pasal-berlapis. 08 Oktober 2019.

Sriyanto. 2017. Penggunan Bahasa Dalam Media Sosial Suatu Tinjauan Linguistik Forensik: Studi Kasus Penggunaan Bahasa Dalam Twitter. 23(1)1-23 [online] Tersedia: http://kbi.kemdikbud.go.id/kbi_back/file/dokumen_makalah/dokumen_makalah_1540531522.pdf.

Wulansari, Eka Wartiana. 2016. Penghinaan Terhadap Lambang Negara Melalui Media Televisi.[Online],Tersedia:https://rechtsvinding.bphn.go.id/jurnal_online/EKA_JURNAL%20PENGHINAAN%20TERHADAP%20LAMBANG%20NEGARA.pdf