REPRESENTASI BAHASA PEREMPUAN DALAM NOVEL SULUK MU’TAZILAH KARYA HASNAN SINGODIMAYAN

Ika Febriani

Abstract


Abstrak. Penutur menggunakan ragam bahasa tertentu sesuai gendernya. Ragam bahasa laki-laki dan perempuan berbeda. Hal tersebut terjadi dalam Bahasa Indonesia, terlebih juga terjadi pada ragam bahasa percakapan yang terdapat dalam wacana sastra. Bahasa yang digunakan perempuan berbeda dengan bahasa yang digunakan laki-laki. Hal tersebut disebabkan oleh karakter dan sifat kedua jenis makhluk tersebut yang juga berbeda. Perempuan menduduki posisi sekunder dibandingkan dengan pria, bahkan dianggap sebagai pelengkap dalam budaya masyarakat Jawa yang tecermin dalam bahasa yang digunakan. Berdasarkan pembahasan mengenai representasi bahasa perempuan dalam novel Suluk Mu’tazilah karya Hasnan Singodimayan tersebut dapat diketahui penggunaan kata sapaan. Kata sapaan digunakan untuk menunjukkan representasi bahasa perempuan yang merupakan dominasi laki-laki dan insan yang tertindas. Representasi juga ditampakkan dengan adanya budaya Using yang memarginalkan perempuan dan menunjukkan dominasi keaktifan laki-laki dalam pernikahan. Tokoh perempuan dalam novel Suluk Mu’tazilah karya Hasnan Singodimayan menggunakan bahasa untuk menetapkan, memelihara dan mengembangkan hubungan pribadi, sedangkan lelaki cenderung melihat bahasa yang lebih sebagai alat untuk memperoleh informasi yang tersampaikan. Representasi bahasa perempuan dominan terdapat dalam penggunaan percakapan dalam novel Suluk Mu’tazilah karya Hasnan Singodimayan.

 

Kata kunci: representasi, bahasa perempuan, dan novel.

 

Abstract

10

 

. Speakers use a certain variety of language according to their gender. The variety of language for men and women is different. This happens in Indonesian, especially in the variety of conversational languages found in literary discourse. The language used by women is different from the language used by men. This is because the character and nature of the two types of creatures are also different. Women occupy a secondary position compared to men, even considered as a complement in Javanese culture which is reflected in the language used.Based on the discussion about the representation of women's language in the novel Suluk Mu'tazilah by Hasnan Singodimayan, it can be seen the use of greeting words. The greeting word is used to show the representation of women's language which is dominated by men and oppressed people. The representation is also shown by the Using culture which marginalizes women and shows the dominance of men's activities in marriage. The female characters in Hasnan Singodimayan's novel Suluk Mu'tazilah use language to establish, maintain and develop personal relationships, while men tend to see language as more of a tool to obtain conveyed information. The representation of the dominant female language is found in the use of conversation in the novel Suluk Mu'tazilah by Hasnan Singodimayan.

 

Keywords: representation, women's language, and novel.


References


Dardjowidjojo, Soenjono. 2003. Rampai Bahasa, Pendidikan, dan Budaya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Holmes, Janet. 1995. Women, Men, and Politeness. London and New York: Longman.

. 2001. An Introduction to Sociolinguistics. England: Longman.

Santoso, Anang. 2007. “Beberapa Catatan Tentang Bahasa Perempuan: Perspektif Wacana Kritisâ€. dalam Diksi Jurnal ilmiah Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, Vol.14 No.2, Juli.

Setyoriny, Wiwik. 2006. Ragam Bahasa Pria dan Wanita Ditinjau dari Penggunaan Shuujoshi. Tesis. Universitas Negeri Surabaya.

Singodimayan, Hasnan. 2011. Suluk Mu’tazilah. Jember: Kompyawisda bekerja sama dengan Hasnan Singodimayan Centre.

Sumarsono dan Paina Patarna. 2004. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar bekerja sama dengan Sabda.