PERKEMBANGAN SEKOLAH RAKYAT (VOLKSCHOOL) DI GUNUNG KENCANA KABUPATEN LEBAK BANTEN TAHUN 1940 - 1964

Andi Suherman, Weny Widyawati Bastaman

Abstract


Gunung Kencana sebagai tempat kewedanaan pemerintahan Hindia Belanda dan merupakan bagian dari wilayah Parung Kujang yaitu bagian dari Onderdistrik diberlakukan sejak tahun 1828 oleh peraturan Statsblad no 81, dengan demikian dibangunlah sekolah Rakyat. Pendidikan memberikan sedikit pemahaman mengenai bahasa Belanda, pengetahuan tentang berladang dan pengetahuan lainnya. Semangat bersekolah ditunjukkan oleh para siswa yang berdatangan dari berbagai pelosok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahap yang berurutan. heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Pada awal abad ke-20, Belanda menerapkan sebuah politik yang disebut politik Etis yang digunakan oleh Belanda sebagai politik balas budi untuk membalas kebaikan yang dilakukan masyarakat kepada pihak Belanda saat tanam paksa sekaligus memperkuat kedudukan Belanda di wilayahnya dan politik etis sendiri memiliki tiga sektor tujuan yaitu emigrasi, pendidikan dan irigasi. Pada masa kependudukan Belanda di wilayah yang jauh dari Gunung Kencana tetap terkena imbasnya pada saat masa kependudukan Belanda yang saat itu masyarakatnya bermata pencarian sebagai petani. Penerapan politik etis membuat lahirnya sebuah sekolah salah satunya yang berada di daerah pedesaan yang menjadi salah satu tujuan dari politik etis dari bidang pendidikan dan sekolah tersebut disebut sebagai sekolah desa, atas dasar perintah. Perkembangan pendidikan pada wilayah Gunung Kencana sangat terpengaruh akibat faktor sosial dan ekonomi keberadaan jarak sekolah yang jauh serta berbagai pendukung lainnya yang belum memadai yang pada akhirnya sangat sedikit dari mereka dapat lulus dari sekolah tersebut yang berasal dari wilayah jauh.

Keywords


Abstract Gunung Kencana as

Full Text:

PDF 11-21

References


Depdiknas. 1996. Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Gottschalk, Louis. 2008.Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta: UI Press.

Lubis, Lubis H., dkk. 2006. Sejarah Kabupaten Lebak. Lebak: Pemerintah Kabupaten Lebak

___________. 2004. Banten dalam pergumulan Sejarah. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia

Michrob, Halwany dan Mudjahid Chudari. 1993. Catatan masa lalu Banten. Serang: Saudara

Mudyahardjo, Redja. 2014. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal tentang dasar-dasar pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers

Nasution,S.1983. Sejarah Pendidikan Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara

Notosusanto, Nugroho. 1971. Norma-norma Dasar Penelitian dan Penulisan Sedjarah. Jakarta: Departemen Pertahanan

Suradi, dkk. 1986. Sejarah Pemikiran Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan

Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Nara sumber :

Nama : Ardamin

Usia : (85 Tahun)

Nama : Muhammad

Usia : (91 Tahun)

Pekerjaan : pesuruh di kewadanaan Parung Kujang

Nama : Satibi

Usia : (87 Tahun)

Pekerjaan : Petani

Nama : Anda

Usia : (89 Tahun)

Pekerjaan : Petani


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


BIHARI is Indexed by

Indeks Google ScholarGaruda