PENGARUH PENAMBAHAN ABU ARANG BAMBU SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL
Abstract
Abstrak
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan sumber daya alam yang potensial, didukung dengan keadaan geografisnya. Salah satu sumber daya alam yang ada di Indonesia adalah bambu, merupakan komoditas lokal masyarakat sejak dulu. Bambu merupakan tanaman yang mudah ditemui di Indonesia. Secara tradisional bambu telah banyak digunakan sebagai bahan bangunan. Penggunaan bambu secara luas adalah untuk keperluan industri baik kertas, kayu lapis, kerajinan, kesenian, dan bahan makanan. Dengan banyaknya manfaat dari bambu yang dapat digunakan, begitupun dengan limbah dari sisa penggunaan bambu. Limbah bisa berupa sisa potongan, daun dan akar, maka perlu dilakukan pemanfaatan dari limbah bambu tersebut. Penelitian ini memanfaatkan limbah bambu dengan cara dibakar kemudian sisa pembakaran yang berupa abu akan digunakan sebagai bahan campuran beton, yang mana kandungan silika yang merupakan pengikat agregat yang baik terdapat dalam abu bambu. Penelitian ini menggunakan abu arang bambu pada beton dengan persentase 2%,4%,8% dari volume total penggunan agregat halus dan sebagai pembanding digunakan beton normal F’c 20 Mpa dengan pengujian kuat tekan dilakukan pada umur umur 7,14 dan 28 hari. Dimana hasil pengujian kuat tekan menyatakan penambahan abu bambu sangat mempengaruhi kuat tekan dimana pada persentase 8% abu bambu mengalami over strength dan paling optimal dalam penelitian ini.
Â
Kata Kunci : Abu bambu, beton, kuat tekan.
Full Text:
PDFReferences
Dransfield; E.A. Widjaya.: Plant Resources of South–East Asia no.7, Bamboos, Buku, Prosea, Bogor
Anonim (1990), SNI 03-1971-1990 Tentang Metode Pengujian Kadar Air Agregat, Badan Standar Nasional.
Anonim (1990), SNI 03-1970-1990 Tentang Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus. Pusjatan – Balitbang PU.
Anonim (1998), SNI 03-4804-1998 Tentang Metode Pengujian Bobot Isi dan Rongga Udara dalam Agregat,Pusjatan – Balitbang PU.
Anonim.,(1991). SNI T-15-1990-03. Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran Beton Normal, Departemen Pekerjaan Umum, Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.
Anonim,(2000).SNI 03-2834-2000, Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal, Badan Standardisasi Nasional.
Dwivedi, V. N., Singh, N. P., Das, S. S., &Singh, N. B. (2006). A new pozzolanic material for cement industry: Bamboo leaf ash. International Journal of Physical Science, 1(3), 106–111.
Tjokrodimuljo K (2007) , Teknologi Beton. (Edisi Pertama.) Yogyakarta : KMTS FT UGM.
Amu, O., & Adetuberu, A. (2010). Characteristics of Bamboo Leaf Ash Stabilization on Lateritic Soil in Highway Construction. International Journal of Engineering and Technology. Obafemi Awolowo University.
Nawy, (1990), Beton Bertulang - Suatu Pendekatan Dasar, Penerbit Erlangga. Jakarta.
DOI: https://doi.org/10.37058/aks.v3i1.3562
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal ini terindeks oleh: