Analisis Kinerja Simpang Bersinyal (Studi Kasus Simpang Mitra Batik Kota Tasikmalaya)

R. Wildan Adri P, Nina Herlina, Asep Kurnia Hidayat

Abstract


Simpang Mitra Batik terdiri dari Jalan Mitra Batik, Jalan Cinehel, dan Jalan R.E.Martadinata. Simpang tersebut merupakan simpang bersinyal dengan volume lalu lintas padat yang ada di Kota Tasikmalaya. Permasalahan yang sering timbul pada saat jam puncak di simpang Mitra Batik ini adalah adanya tundaan dan antrian yang cukup panjang dari Jalan Cinehel.

Tujuan penelitian ini adalah untuk  mengetahui kondisi lalu lintas simpang Mitra Batik berdasarkan volume lalu lintas eksisting, menganalisa kinerja simpang bersinyal di simpang Mitra Batik dengan menggunakan metode MKJI 1997, mengevaluasi kinerja simpang bersinyal saat ini untuk menetapkan rekomendasi terbaik untuk memperbaiki kinerja lalu lintas di simpang Mitra Batik. Pengambilan data dilakukan selama 4 minggu, setiap minggunya dilakukan selama 4 hari. Dalam 1 hari diambil pada jam sibuk, yaitu pagi hari pada pukul 06.30-07.30 WIB, dan sore hari pada pukul 15.30-16.30 WIB. Penghitungan dilakukan per 15 menit dalam satu jam.

Hasil penelitian menunjukan bahwa volume lalu lintas maksimum  kondisi eksisting simpang Mitra Batik sebesar 1032,1 smp/jam di arah barat, 485,2 smp/jam di arah utara ,861,5 smp/jam di arah timur, dan 712,1 smp/jam di arah selatan. Derajat kejenuhan simpang Mitra Batik untuk arah barat 0,87, untuk arah utara 0,65, untuk arah timur 0,87, dan untuk arah selatan  0,82. Dengan antrian 24,9 smp di arah barat dengan antrian sepanjang 174 m, 13,5 smp di arah utara dengan antrian sepanjang  95 m, 22,3 smp di arah timur dengan antrian sepanjang  156 m, dan 13,7 smp untuk di selatan dengan antrian sepanjang 96 m.

 

Kata Kunci : Derajat Kejenuhan, Kapasitas, Panjang Antrian, Tundaan, Volume Lalu lintas.

 


Full Text:

PDF

References


Departemen Pekerjaan Umum, (1997), Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Departemen PU, Dirjen Bina Marga.

Direktorat BSLLAK, (1999), Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Lalu Lintas di Wilayah Perkotaan, Dirjen Perhubungan Darat.

Khisty. CJ, B. Kent Lall, (2005), Dasar-dasar Rekayasa Trasnportasi, Jakarta: Erlangga.

Tamin, Ofyar. Z, (2008), Perencanaan, Pemodelan dan Rekayasa Transportasi, Bandung: ITB.

Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas.

Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Bagian-Bagian Jalan.

Undang-Undang No. 13 Tahun1980 tentang Pengelompokan Jalan Menurut Peranan.

Zulfhazli, Dk, (2017), Perencanaan Ulang Sistem Manajemen Lalu Lintas Dari Tiga Fase Menjadi Empat Fase, Aceh: UMS.




DOI: https://doi.org/10.37058/aks.v1i1.829

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Jurnal ini terindeks oleh: