Resistensi Etnis Tionghoa: Studi tentang Perlawanan Masyarakat Cina Benteng terhadap Penggusuran di Kota Tangerang
Abstract
Masyarakat Cina Benteng adalah masyarakat keturunan Tionghoa yang sudah ada di Kota Tangerang sejak sebelum Indonesia Merdeka. Pada tahun 2010, Pemkot Tangerang berencana melakukan penggusuran terhadap masyarakat Cina Benteng yang tinggal di Bantaran Sungai Cisadane dengan alasan menegakkan Perda No 18 tahun 2000. Kebijakan tersebut membuat setidaknya 1000 orang masyarakat Cina Benteng yang ada di Kecamatan Neglasari terancam kehilangan tempat tinggalnya. Atas dasar itulah mereka melakukan perlawanan atau resistensi kepada Pemkot Tangerang. Artikel ini berusaha menjelaskan tentang bagaimana bentuk, gambaran, serta faktor yang melatarbelakangi resistensi masyarakat Cina Benteng kepada Pemkot Tangerang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif (studi kasus) dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk resistensi yang dilakukan oleh masyarakat Cina Benteng adalah resistensi terbuka (public transcript) yaitu melalui aksi dan audiensi dengan berbagai pihak. Adapun faktor yang melatarbelakangi perlawanan Masyarakat Cina Benteng adalah dikarenakan faktor historis, identitas, dan ekonomis. Resistensi yang dilakukan masyarakat Cina Benteng ini efektif dikarenakan bisa melunakkan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Aji. M. (2021). Mengulik Sejarah Etnis Tionghoa di Tangerang yang Dikenal dengan Sebutan Cina Benteng. Diakses melalui kabarbanten.pikiran-rakyat.com pada hari Minggu, 9 Oktober 2022 pukul 23.23 WIB.
Aliyah. (2020). Adaptasi Masyarakat Cina Benteng (Studi Kasus Pada Komunitas Klenteng Boen Tek Bio Tangerang). Advis, 1(1), 1–17.
Arianto. (2011). Festival jogokali: Resistensi terhadap penggusuran dan gerakan sosial-kebudayaan masyarakat Urban. 1(2).
Creswell, J. W. (2013). Penelitian Kualitatf & Desain Riset Memilih di Antara Lima Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Belajar
DetikNews. (2010). Penggusuran Warga China Benteng Ricuh. Diakses melalui news.detik.com pada hari Senin, 10 Oktober 2022 pukul 11.01 WIB.
Hanafi, D. (2020). Studi Penyelesaian Sengketa Atas Tanah Di Kampung Cina Benteng, Tangerang, Dengan Secara Imparsial. 1830, 1–11.
Haryani, E. (2020). Masyarakat Cina Benteng Kota Tangerang dan Model Ketahanan Budaya Keagamaan. Jurnal Lektur Keagamaan, 18(2), 399–428.
Kemenhumkam RI. (2021). Imigrasi Sebut WNA Asal China Terbanyak di Tangerang Selatan. Diakses melalui www.imigrasi.go.id pada Hari minggu, 9 Oktober 2022 pukul 22.36 WIB.
Lestari, H. P. (2020). Resistensi Etnis Pribumi Di Wilayah Petak Sembilan, Glodok (Bachelor's thesis, Fisip UIN Jakarta).
Novrizal, A. (2017). Resistensi Masyarakat Terhadap Pembangunan Hotel The Rayja Di Desa Bulukerto Kecamatan Bumiaji Kota Batu.
Nurhadi. (2008). Pembunuhan Massal Etnis Cina 1740 dalam Drama Remy Sylado: Kajian New Historisisme. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 14(75), 1197–1225.
Pratiknjo, M. H. (2012). Masyarakat Multikultural Bentuk & Pola Interaksi dalam Dinamika Kehidupan Sosial. Manado: Yayasan Serat Manado
Rahmat, S. (2019). Transformasi Identitas Budaya Masyarakat Cina Benteng. Sebelas Maret Surakarta.
Rizki, A. T. (2020). Interaksi Sosial Masyarakat Tionghoa Dengan Masyarakat Pribumi.
Taufiqurrohman. (2017). Menkumham: WNA Asal China Paling Banyak Masuk ke Indonesia. diakses melalui www.liputan6.com pada hari Minggu, 9 Oktober 2022 pukul 21.51 WIB.
T, H. (2019). Resistensi masyarakat melayu terhadap orang tionghoa di Palembang. 2.
Yulisa Fringka. (2017). Resistensi Berbasis Adat: Perlawanana Masyarakat Nagari III Koto, Tanah Datar. MASYARAKAT Jurnal Sosiologi, 21(2), 205–231.
DOI: https://doi.org/10.37058/jipp.v10i1.6250
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Saidi Saidi, Ilham Hermawan, Bintang Kamila Maharani, Mahpudin Mahpudin
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
View My Stats