PENANGGULANGAN MASALAH STUNTING BALITA MELALUI PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) PUDING KELOR DI DESA KUTOGIRANG

Diya Sri Widiyanti, Rif’an Fauzi, Aisyah Afarona

Abstract


Sebagai salah satu jenis tanaman yang banyak dijumpai di wilayah Jawa, kelor memiliki banyak manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh, salah satu contohnya yaitu dalam pencegahan stunting pada balita. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengurangi angka peningkatan masalah stunting Balita pada masyarakat desa Kutogirang dengan cara pemberian makanan tambahan puding kelor di beberapa rumah warga. Selain itu juga bisa digunakan untuk konsumsi makanan sehari-hari bagi warga Desa Kutogirang. Metode pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan melakukan penyuluhan dan pembagian makanan tambahan puding kelor kepada warga Desa Kutogirang, serta sosialisasi cara dalam pembuatan makanan tambahan berbahan baku daun kelor kepada ibu-ibu Balita Desa Kutogirang. Pelaksanaan progam pengabdian ini telah mendapatkan hasil yaitu Penanggulangan masalah stunting melalui pemberian makanan tambahan puding kelor, selain itu juga terlaksananya sosialisasi cara  membuat makanan tambahan berupa pudding daun kelor yang nantinya diharapkan dapat diberikan atau disajikan untuk bayi dan balita. Setelah kegiatan ini diharapkan warga Desa Kutogirang dapat memanfaatkan kelor tersebut dalam kehidupan sehari-hari agar mengurangi masalah stunting yang ada di Desa Kutogirang.

Full Text:

PDF

References


Arisman. (2010). Buku Ajar Ilmu Gizi Dalam Daur Kehidupan. EGC.

Basri, N., Sididi, M., & Sartika. (2021). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita (24-36 Bulan). Window of Public Health Journal, 416–425. https://doi.org/10.33096/woph.v1i5.98

Dedy Wijayanto. (2016). Program Pemberian Makanan Tambahan untuk Peningkatan Status Gizi Ibu Hamil dan Balita di Kecamatan Cilamaya Kulon dan Cilamaya Wetan, Karawang. In Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) (Vol. 1, Issue 1).

Dewey KG dan Begum. (2014). Structures and Binary Mixing Characteristics of Enantiomers of 1-Oleoyl-2,3-dipalmitoyl-sn-glycerol (S-OPP) and 1,2-Dipalmitoyl-3-oleoyl-sn- glycerol (R-PPO). JAOCS, Journal of the American Oil Chemists’ Society, 90(12), 1809–1817. https://doi.org/10.1007/s11746-013-2339-4

Dureau, C. (2013). Pembaru dan kekuatan lokal untuk pembangunan. Australian Community Development and Civil Society Strengthening Scheme (ACCESS) Tahap II. https://docplayer.info/39269917-Australian-community-development-and-civil-society-strengthening-scheme-access-tahap-ii.html

Firmansyah, F. (2020). Pengendalian Stunting di Era Pandemi COVID-19. Kementrian Kesehatan RI. https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/060912-pengendalian-stunting-di-era-pandemi-covid-19

Nasikan. (2014). Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-36 Bulan Di Kecamatan Semarang Timur, Semarang. JKM., I.

Oyeyinka, A. T., & Oyeyinka, S. A. (2018). Moringa oleifera as a food fortificant: Recent trends and prospects. Journal of the Saudi Society of Agricultural Sciences, 17(2), 127–136. https://doi.org/10.1016/j.jssas.2016.02.002

Sari, Y. D., Rachmawati, R., & Pusat. (2020). ANALISIS KADAR PROTEIN, KALSIUM DAN DAYA TERIMA ES KRIM DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera). Nutrition and Food Research, 43(1), 29–40. https://www.neliti.com/publications/223576/hubungan-asupan-energi-lemak-dan-serat-dengan-rasio-kadar-kolesterol-total-hdl

Soekanto, S. (2001). Sosiologi Suatu Pengantar. Raja Grafindo Persada


Refbacks

  • There are currently no refbacks.