PENINGKATAN NILAI TAMBAH SERBUK KAYU MENJADI BRIKET CETAK PADA KELOMPOK KARANG TARUNA DI DESA PAKEMITAN, KEC. CIKATOMAS, KAB. TASIKMALAYA

Aripin Aripin, Edvin Priatna

Abstract


Sebagian penduduk Desa Pakemitan, Kec. Cikatomas berprofesi sebagai pengrajin gula kelapa, usaha pengolahan kayu dan buruh pengolahan kayu. Desa ini memiliki sekitar 54 pengrajin gula kelapa yang tergabung dalam 8 kelompok usaha skala mikro dan kecil (UMK) yang membuat gula cetak. Seluruh pengrajin gula kelapa mengolah gula kelapa dengan memanaskan nira kelapa menggunakan wajan besar terbuka yang ditempatkan di atas tungku dengan kayu bakar sebagai bahan bakarnya. Permintaan kayu bakar yang cukup tinggi sebagai bahan bakar pemasak gula kelapa menimbulkan masalah bagi pengrajin dan lingkungan. Masalah bagi pengrajin adalah cadangan kayu bakar semakin menipis, sehingga pengrajin dapat menghentikan produksi gula kelapa. Masalah bagi lingkungan adalah bukan tidak mungkin, ketika sisa-sisa kayu sudah tidak ada untuk bahan bakar, maka pengrajin akan memanfaatkan kayu hutan sebagai bahan bakar. Oleh karena itu, perlu diciptakan sumber energi lain yang dapat digunakan untuk mengganti peran bahan bakar kayu bakar untuk memasak gula kelapa. Di lain pihak, Desa Pakemitan juga memiliki 25 unit usaha pengolahan kayu setengah jadi secara perorangan. Pengolahan kayu menghasilkan limbah sisa dalam bentuk serbuk kayu dari hasil penggergajian. Perkiraan jumlah rata-rata limbah serbuk kayu adalah 2 kubik per hari. Ini menimbulkan masalah lingkungan dan kurangnya tempat penampungan serbuk kayu jika pengolahan kayu berproduksi secara terus menerus. Khalayak sasaran adalah kelompok karangtaruna pada DKM Al-Huda 1 dan DKM Al-Gofur di Desa Pakemitan, Kec. Cikatomas, Kab. Tasikmalaya. Jumlah sasaran yang tergabung adalah 10 orang yang tergabung dengan kelompok karangtaruna. Pelatihan dan praktek dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 Juli 2018 sampai Minggu, 29 Juli 2018 di Desa Pekemitan, Kec. Cikatomas, Kab. Tasikmalaya. Kegiatan ini dilakukan dengan dua metode yaitu metode pelatihan dan metode praktek. Metode pelatihan dilakukan dengan memberikan materi teori tatacara pembuatan briket serbuk kayu. Metode praktek dilakukan dengan mempraktekan langsung pembuatan briket serbuk kayu. Selama berlangsungnya acara penyuluhan dan pelatihan, para peserta cukup antusias mengikuti materi yang disampaikan oleh pemateri dari Universitas Siliwangi. Demikian halnya pada kegiatan praktek, partisipasi para peserta sangat dominan, sehingga dapat diprediksi bahwa tingkat serapan terhadap materi sangat baik. Target keluaran adalah terbentuknya dua kelompok percontohan usaha pembuatan briket cetak serbuk kayu sebagai awal pengembangan usaha komersial, dihasilkan produk briket cetak lebih murah dari kayu bakar,  dan dihasilkan satu petunjuk teknis pembuatan briket cetak dari serbuk kayu sehingga diharapkan dapat mewujudkan kemandirian dan peningkatan kesejahteraan melalui peningkatan pendapatan keluarga.

Full Text:

PDF

References


Aripin, Edvin Priatna, Suyudi, 2015. IbM untuk Pengrajin Kelom Geulis di Kec. Tamansari, Kota Tasikmalaya. .

BPS Kabupaten Tasikmalaya, 2015. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya.

Satmoko, ME., D. D. Saputro, A. Budiyono, 2013. Karakterisasi Briket Dari Limbah Pengolahan Kayu Sengon Dengan Metode Cetak Panas, Journal of Mechanical Engineering Learning, 2 (1), hal. 1 – 6.

Suyudi, Aripin, Edvin Priatna, 2014. IbM untuk Pengrajin Mendong di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, LPPM Universitas Siliwangi.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.