MISKONSEPSI PROSES BERPIKIR PESERTA DIDIK DENGAN PENDIDIK PADA TOPIK PERTIDAKSAMAAN
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap miskonsepsi proses berpikir peserta didik dengan pendidik. Metode yang digunakan Think Alouds dan deskriptif kualitatif. Populasinya adalah seluruh peserta didik kelas X IPA SMAN 2 Singaparna. Subjek penelitian diambil tiga orang peserta didik dengan tujuan tertentu (purposive sampling) dari kelas X-IPA-3. Waktu penelitian pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Teknik pengumpulan data instrumen tes, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh miskonsepsi yang dialami oleh peserta didik dalam menyelesaikan soal topik pertidaksamaan yaitu Peserta didik menganggap bahwa saat menyelesaikan Sebuah pertidaksamaan variabel (misalnya x) harus selalu ada di sebelah kiri atau di ruas kiri, peserta didik menganggap bahwa proses penyelesaian pertidaksamaan sama halnya dengan persamaan, peserta didik menganggap bahwa ketika mengalikan atau membagi kedua ruas pertidaksamaan dengan bilangan negatif tanda ketaksamaan tidak perlu diubah, peserta didik menganggap ketika pertidaksamaan bentuk pecahan maka ruas yang ada pecahannya yang harus dikalikan dengan KPK dari penyebutnya dan begitu pun sebaliknya, peserta didik menganggap bahwa jika pertidaksamaan nilai mutlak tandanya dihilangkan itu sama nilainya. Proses berpikir yang dilakukan oleh peserta didik dikelompokkan menjadi tiga yaitu konseptual, semi konseptual, dan komputasional. Penyebab peserta didik mengalami miskonsepsi yaitu Pembelajaran topik persamaan menjadi titik balik dari pembelajaran topik pertidaksamaan, Peserta didik kurang berlatih tipe-tipe jenis soal yang beragam, Pembelajaran tidak menjelaskan dengan jelas sifat dasar dari pertidaksamaan dan Pembelajaran tidak menjelaskan dengan rinci perbedaan persamaan dan pertidaksamaan.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.